“Data tahun 2023 menunjukkan, 1 dari 10 rakyat Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, namun sayangnya skrining kesehatan mental tidak pernah dilakukan, sehingga banyak yang tidak menyadari adanya masalah ini. Itulah alasan mengapa program skrining kesehatan mental gratis ini sangat penting, terutama bagi anak-anak dan remaja,” ujar Budi.
Menkes juga menyebut bahwa saat ini pihaknya sedang berdiskusi dengan Presiden dan kepala daerah untuk menentukan tanggal resmi dimulainya program ini.
“Saya akan menghadap Bapak Presiden minggu depan untuk membahas waktu pelaksanaan. Karena program ini akan dilakukan serentak di seluruh Indonesia, kami perlu koordinasi dengan kepala daerah,” tambahnya.
Data survei Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 remaja (34,9%) atau sekitar 15,5 juta remaja Indonesia mengalami masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Sementara itu, 1 dari 20 remaja (5,5%) atau sekitar 2,45 juta remaja Indonesia mengalami gangguan mental yang lebih serius dalam periode yang sama.
Namun, hanya 2,6 persen dari remaja dengan masalah kesehatan mental yang pernah mengakses layanan dukungan atau konseling dalam 12 bulan terakhir. (rdr/ant)

















