“Hilirisasi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sangat penting untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, dan daya saing produk,” tambahnya.
Kepala Laboratorium Supply Chain Management, Program Studi Teknik Industri Universitas Widyatama, Verani Hartati, menyoroti ketimpangan kontribusi ekspor antar wilayah.
Berdasarkan data BPS, tiga provinsi berkontribusi hingga 33,65 persen dari seluruh ekspor nasional pada Januari-Desember 2024, yaitu:
- Jawa Barat: USD37.872,3 juta (14,31 persen)
- Jawa Timur: USD25.716,1 juta (9,72 persen)
- Kalimantan Timur: USD25.461,5 juta (9,62 persen)
Verani mendorong peningkatan ekspor berbasis produk atau komoditas potensial setiap wilayah. “Program ini tidak hanya untuk kepentingan ekspor, tetapi juga untuk pertumbuhan ekonomi wilayah,” ujarnya.
Verani menekankan pentingnya peningkatan aksesibilitas dan konektivitas logistik secara sinergis antar kementerian/lembaga.
“Peningkatan konektivitas logistik harus didasarkan pada pemetaan rantai pasok (supply chain mapping) dan pengembangan hub & spoke yang tepat,” katanya.
Selain itu, penetapan pintu-pintu ekspor yang strategis juga diperlukan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas distribusi produk ke pasar global. (rdr/indonesia)

















