Selain itu, dalam RKPD 2026, Bappeda Sumbar menargetkan agar UMKM dapat berorientasi pada ekspor, dengan komoditas seperti bumbu rendang dan produk turunan gambir yang memiliki potensi pasar internasional. Sektor pariwisata juga menjadi program prioritas untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi Sumbar.
Medi Iswandi menambahkan, dalam pengembangan pariwisata, Sumbar akan fokus pada konsep community-based tourism (CBT) yang melibatkan masyarakat lokal. Konsep ini berbeda dengan model pariwisata industri besar dan mewah yang hanya menguntungkan sebagian pihak. “Kami ingin ke depan wisata di Sumbar lebih banyak dikelola oleh desa wisata atau kelompok sadar wisata,” ungkap Medi.
Di sisi lain, pakar ekonomi dari Universitas Andalas (Unand), Prof Elfindri, memberikan beberapa rekomendasi untuk mendukung pencapaian target pembangunan di Ranah Minang. Di sektor pendidikan, ia mendorong pengembangan akses pendidikan di daerah terpencil, peningkatan kualitas guru, dan pengembangan sekolah berbasis budaya lokal.
Untuk sektor kesehatan, Elfindri merekomendasikan program gizi bagi balita, penguatan layanan puskesmas, serta kampanye hidup bersih untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, ia juga menyarankan optimalisasi potensi nagari melalui teknologi tepat guna, pengembangan agroindustri, serta pemberdayaan berbasis masjid atau rumah ibadah. (rdr/ant)

















