Pembelajaran karakter yang dimaksud meliputi nilai-nilai spiritual seperti berdoa sebelum makan, serta nilai-nilai sosial seperti toleransi dan kedisiplinan, terutama dalam antrean dan interaksi antar sesama santri. Abu Rokhmad menekankan pentingnya pengajaran tentang sikap saling menghargai, tidak serobot, dan lainnya.
Selain itu, program MBG juga mengajarkan santri untuk membawa peralatan makan sendiri dari rumah, yang harus mereka cuci setelah selesai digunakan. “Tujuan dari hal ini adalah untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab, kebiasaan hidup bersih, serta kemandirian,” ujar Abu Rokhmad.
Dengan dilaksanakannya program MBG, diharapkan selain tercapainya gizi yang seimbang untuk santri, juga terwujudnya karakter yang kuat serta kemandirian di kalangan para peserta didik di pesantren. Program ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat karakter generasi muda Islam di Indonesia. (rdr/ant)





















