Pameran ini menghadirkan berbagai fosil dan artefak bernilai sejarah tinggi, termasuk mahakarya tengkorak Homo erectus S-17, tengkorak paling lengkap di dunia yang untuk pertama kalinya dipamerkan kepada publik.
Temuan lainnya seperti fosil fauna purba Mastodon dan Stegodon juga memperkaya narasi ekosistem awal Nusantara, yang menggambarkan lingkungan dinamis, di mana berbagai spesies hidup berdampingan, menciptakan salah satu habitat paling kompleks dalam sejarah bumi.
Selain koleksi fosil, Museum Nasional juga menyelenggarakan berbagai kegiatan pendukung, seperti sesi diskusi bersama arkeolog, tur berpemandu, dan aktivitas interaktif untuk anak-anak.
Melalui berbagai edukasi dan literasi ini, Fadli berharap museum dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai dan menjaga warisan budaya yang telah ada.
Ia mengatakan Kementerian Kebudayaan mengundang masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan tersebut sebagai pengalaman untuk memperkaya wawasan sejarah dan menumbuhkan kebanggaan terhadap peradaban bangsa.
“Warisan budaya seperti koleksi manusia purba ini bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga pelajaran untuk masa depan. Kami ingin pengunjung tak hanya melihat koleksi ini, tetapi juga memahami pentingnya peran Nusantara dalam sejarah evolusi manusia,” ujar Fadli.
Dengan koleksi yang mencakup berbagai benda bersejarah, arkeologi, dan budaya, Fadli berharap agar museum menjadi ruang yang dapat mendorong rasa ingin tahu dan kreativitas generasi muda dalam mempelajari sejarah sehingga dapat lebih menghargai dan melestarikan warisan budaya Indonesia. (rdr/ant)

















