“Di awal sesi kedua, kita berencana biayai lagi dengan uang sendiri tanpa ada bantuan dari pemerintah daerah padahal stadion itu adalah tanggung jawab pemerintah daerah,” jelasnya.
Andre juga menjelaskan, pengeluaran yang dilakukan oleh manajemen saat awal Liga 1 bergulir itu sudah lebih dari Rp15 miliar dan kesemuanya adalah dana dari manajemen Semen Padang FC.
Total Rp 15 miliar itu adalah rincian dari, promosi dari Liga 2 ke Liga 1 dengan membeli saham PT LIB Rp5 miliar, perbaikan lapangan juga sudah keluar Rp12 miliar.
Kemudian, karena hukuman larangan penonton, karena tindakan anarkis oknum suporter, manajemen juga menghabiskan uang Rp2,1 miliar untuk menggelar pertandingan home di luar kandang.
“Itu kerugiannya. Kita habis totalnya di awal kompetisi itu sudah Rp15 miliar, diluar uang untuk mengontrak pemain.”
“Saya sampaikan ini supaya suporter tahu, tidak benar manajemen tidak serius untuk bekerja keras memenuhi ekspetasi. Jadi tidak janji omon-omon, ini realitanya,” ungkap Andre.
Untuk itu, kata Andre, pada putaran kedua nanti dipastikan ada pembenahan besar-besaran di dalam tim. Tim pelatih sudah melakukan evaluasi untuk menyelamatkan Semen Padang FC.
“Saya pastikan ada rekrutan pemain baru, besar-besaran. Sekarang tim pelatih lakukan rekrutmen baik lokal maupun asing, kita tak ingin degradasi, kita ingin selamatkan Semen Padang FC,” tutupnya. (rdr)

















