Ini dilakukan demi kepentingan masyarakat dan mencegah ancaman gangguan klaim kewilayahan dari pihak eksternal.
Temuan pulau-pulau baru tadi menjadi salah satu pencapaian BIG di 2024 setelah sebelumnya berhasil menyelesaikan pemetaan geospasial.
Ini dapat digunakan untuk mencapai target Indonesia mencapai kondisi seimbang antara penyerapan dan produksi emisi atau net zero emission pada 2060 serta langkah mitigasi perubahan iklim.
Bahkan, Muh Aris telah memaparkannya sewaktu menghadiri Konferensi Perubahan Iklim PBB ke-29 (COP29) Azerbaijan pada 14 November 2024 lalu.
Saat itu Kepala BIG mengutarakan bahwa mereka telah menyelesaikan peta dasar skala besar 1:50.000 dan sudah digunakan untuk pengawasan dan mendukung pembangunan di Tanah Air.
Dia menyebut permintaan akan 1 data geospasial yang dikeluarkan BIG sangatlah banyak dan digunakan dalam beragam sektor.
Seperti diketahui, data geospasial telah dijadikan pendukung dan pelengkap beragam data sektoral yang dikeluarkan kementerian dan lembaga lain, termasuk data-data terkait penanganan perubahan iklim.
Seperti dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang telah menerapkan integrasi data dari BIG dengan data kehutanan untuk mencapai target iklim secara khusus di sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land use/FOLU).
Karena Indonesia ingin mencapai kondisi penyerapan lebih tinggi dibandingkan emisi yang dikeluarkan untuk sektor FOLU pada 2030 atau yang dikenal dengan FOLU Net Sink 2030. (rdr/indonesia)

















