“Kegiatan seperti ini adalah langkah nyata untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan budaya Minangkabau. Kebersamaan kita menjadi kunci keberlanjutan tradisi seperti malamang,” tutupnya.
Lemang, makanan khas Minangkabau yang berbahan dasar beras ketan dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar di atas bara api, menjadi simbol kekayaan budaya yang penuh makna.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Lomba Malamang Mildawati, menjelaskan bahwa kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Kelompok Kegiatan Senin (KKS) FMIPA Universitas Andalas serta dukungan dari Anggota DPRD Kota Padang, Rafdi.
“Lomba ini diikuti oleh 14 kelompok peserta yang masing-masing terdiri dari dua orang Bundo Kanduang dan satu Puti Bungsu. Selain melestarikan budaya, lomba ini juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan komunikasi antaranggota masyarakat,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi nagari lain untuk terus mengadakan kegiatan serupa.
“Budaya seperti ‘Malamang’ ini adalah aset berharga yang harus kita jaga bersama. Semakin sering kita melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti ini, semakin besar kemungkinan tradisi ini bertahan,” ungkap Mildawati.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Asisten I Setdako Padang Edi Hasymi, Camat Pauh Titin Masfetrin, Anggota DPRD Kota Padang Rafdi, Wakil Rektor II Universitas Andalas Hefrizal Handra, Ketua KAN Limau Manis Zulkifli Dt Gumayang, Ketua Bundo Kanduang Nagari Limau Manis Nurbaini, serta elemen masyarakat lainnya. (rdr/MC Padang/Charlie)

















