Padahal kata Andre, jika anggaran ini dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, maka akan banyak program-program kesejahteraan rakyat yang dapat direaliasikan oleh pemerintah.
“Jika disandingkan dengan APBN tahun 2025, maka anggaran Pilkada itu hampir 50 persen dari anggaran yang disediakan untuk Program Makan Bergizi Gratis. Anggaran Pilkada tersebut lebih dari 9 kali anggaran yang digunakan untuk pemeriksaan kesehatan gratis. Anggaran Pilkada itu lebih dari 17 kali anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan rumah sakit lengkap berkualitas daerah.”
“Anggaran Pilkada itu dua kali lipat dari anggaran yang digunakan untuk renovasi sekolah. Anggaran Pilkada tersebut bisa menambah 15 lokasi pembangunan sekolah unggulan terintegrasi. Anggaran Pilkada itu bisa menambah luas lahan untuk cetak sawah. Jadi begitu besarnya. Kita bukan bicara hanya konteks uang dipakai untuk partai politik atau kandidat, tapi APBN yang habis disebabkan dengan Pilkada ini,” tutur Ketua DPD Gerindra Sumbar.
Wacana ini kata Andre sengaja dilontarkan Presiden Prabowo sebagai bahan diskusi. “Nah, wacana ini sengaja dilontarkan untuk jadi bahan diskusi kita semua. Silakan nanti kita bicara, tetapi kita memilih opsi terbaik bagi bangsa dan negara. Saya berharap Komisi II bisa menjadi leading sector untuk mengundang para pakar, kita diskusikan, apa opsi terbaik,” tuturnya.
Andre menekankan bahwa Presiden Prabowo adalah seorang demokrat, percaya demokrasi merupakan jalan terbaik dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. “Beliau percaya cara demokrasi ini jalan terbaik bagi bangsa dan negara. Makanya Pak Prabowo itu mendirikan partai Gerindra sejak 2008, ikut Pilpres berulang kali, bukan kutu loncat yang pindah-pindah partai untuk kepentingan syahwat pemilu,” tegas Andre Rosiade. (rdr)

















