Sehari sebelumnya, pihaknya menemukan jenazah rekan Keri, yaitu Antan (49), 1,5 mil dari lokasi korban dinyatakan hilang. Antan juga ditemukan dalam keadaan meninggal.
Anggi menginformasikan bahwa pencarian dua nelayan yang hilang tersebut dimulai pada Senin (9/12) sekitar pukul 13.00. Pencarian tersebut dilakukan oleh 20 personil gabungan yang terdiri atas personil Unit Siaga SAR Kabupaten Pesisir Selatan, kepolisian, TNI, BPBD Pesisir Selatan. Ia menyebut bahwa nelayan lain juga ikut mencari korban sambil melaut.
“Pencarian korban terkendala angin kencang dan gelombang tinggi,” tuturnya.
Perihal hanyutnya kedua nelayan tersebut, Anggi menceritakan bahwa sebenarnya ada empat nelayan yang pergi melaut bersamaan dengan menggunakan perahu kecil atau biduk pada Senin (9/12).
Satu biduk isinya dua orang. Keempatnya diterjang gelombang dengan tinggi sekitar 1 hingga 1,5 meter akibat angin kencang. Masing-masing satu penumpang biduk tersebut hilang, sedangkan dua nelayan lainnya berenang ke tepi pantai dan selamat. Dua orang yang hanya tersebut bernama Antan dan Keri.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Defrisiswardi, mengatakan bahwa angin kencang dan hujan deras melanda Pesisir Selatan sejak 1 Desember. Angin tersebut sudah menumbangkan tujuh pohon di sejumlah kecamatan di Pesisir Selatan dan menewaskan satu orang warga karena dapurnya ditimpa pohon tumbang. (rdr/ant)





















