Bagi Agus, hidup itu pilihan dan pilihannya ada dua, mencoba atau tidak, meskipun mencoba juga ada dua pilihan, yaitu gagal atau sukses. Namun begitu, bagi dirinya pribadi, kesuksesan yang diraih sekarang ini, tidak terlepas dari setiap pelajaran di mana pun dia bekerja. Bahkan 10 tahun di Coca-Cola, ia pun mengalami 7 kali ganti posisi hingga terakhir, menjadi General Manager CoCoa-Cola Makassar.
“Bagi saya ketika menghadapi sesuatu yang sulit, saya tulis kesulitannya. Misalnya orangnya kasar, saya dapat pelajaran sabar yang saya ambil dari orang kasar, kemudian orangnya by pass, kita juga ada dapat pelajaran dari sana. Dan menurut saya, apapun kesulitan yang kita alami harus disikapi positif. Menurut saya, ini adalah best practice yang sederhana,” katanya.
Sebagai seorang leader atau pemimpin, menurutnya yang paling berat itu adalah konsistensi, karena konsistensi menjadi suatu kritikal bagi dirinya. “Beberapa orang mengatakan kita harus fleksibel dengan perubahan, tetapi ada prinsip-prinsip dasar yang tidak bisa dilakukan, dan itu membuat kita tetap kuat, ada value yang diperjuangkan. Ketika value tidak ada, maka leadership itu hambar bagi saya,” ujarnya. (rdr)

















