Rintangan lainnya, ditambahkan Andree, adalah potensi hidrometeorologi bencana dan gangguan pada jalur distribusi barang.
“BMKG memperkirakan potensi bencana hidrometeorologi terjadi bersamaan pada arus mudik Nataru. Ini tentu menjadi perhatian serius kita semua,” tandasnya.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar Irfan Sukarna, memberikan analisis mengrnai perlambatan ekonomi dunia serta ketidakpastian yang tinggi akan memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia.
“Beberapa faktor seperti pertumbuhan yang melambat dan divergen hingga penguatan dolar AS akan memengaruhi ekonomi global,” paparnya.
Dampak yang perlu diwaspadai bagj daerah adalah angka penyerapan ekspor.
“Untungnya, Sumbar 30% ekspornya ke India yang masih relatif lebih baik penyerapan ekspornya. Namun, jika India terdampak kondisi ekonomi di Eropa, kita harus siap menghadapi konsekuensinya,” jelas Irfan.
Kepala BPS Kota Padang Alfianto mengumemberikan beberapa saran untuk pengendalian inflasi mengingat Padang tidak mampu memenuhi kebutuhan pasokan pangan secara mandiri.
“Di antaranya meningkatkan upaya nyata dan berkelanjutan dalam penyediaan pasokan barang pangan dari luar kota serta emastikan kelancaran distribusi barang dengan memperpendek jalur distribusi hingga ke konsumen akhir untuk menekan inflasi,” tuturnya. (rdr)

















