Aktivitas kedua jenis gempa ini sebagai manifestasi dari pelepasan energi dari adanya fluktuasi gempa vulkanik terutama Vulkanik Dalam (VA) yang berkaitan dengan pasokan atau intrusi magma dari kedalaman.
Pada minggu ini gempa Vulkanik Dalam menurun kembali bila dibandingkan dengan satu minggu sebelumnya dan untuk gempa Tektonik Lokal di sekitar Gunung Marapi masih aktif terjadi yang bisa jadi berkaitan dengan dinamika dari intrusi magma.
Pada awal Oktober 2024 terjadi peningkatan gempa Vulkanik Dalam (VA) yang kemudian disusul oleh peningkatan gempa Vulkanik Dangkal (VB) dan penurunan nilai dv/v (variasi kecepatan seismik) dan koherensi di akhir Oktober 2024.
Saat ini nilai dv/v berada di sekitar nol yang mengindikasikan bahwa tekanan pada tubuh gunungapi berkurang, serta nilai koherensi sudah naik kembali yang mencerminkan kondisi medium lebih stabil meskipun belum kembali ke keadaan normal (koherensi bernilai 0,9).
Dari awal November 2024 grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung mendatar terutama pada sumbu tangensial yang mengindikasikan relatif tidak ada perubahan deformasi pada tubuh gunung api baik inflasi maupun deflasi.
Berdasarkan evaluasi data-data pemantauan maka secara umum aktivitas Gunung Marapi bersifat fluktuatif dengan kecenderungan menurun terutama dalam waktu satu minggu terakhir.
“Potensi terjadinya letusan masih tetap ada, namun berdasarkan data pemantauan sampai saat ini kecil kemungkinan akan terjadi letusan besar seperti Desember 2023,” pungkasnya. (rdr/ant)

















