PADANG, RADARSUMBAR.COM – Ali Akbar Navis atau dikenal dengan AA Navis adalah sastrawan asal Sumatera Barat yang memiliki karya diakui kualitasnya.
Bahkan, hari kelahirannya ditetapkan sebagai hari perayaan tingkat internasional di UNESCO. AA Navis memang sudah tidak ada. Tapi karya-karyanya masih hidup.
Banyak pesan dan nilai-nilai yang ditinggalkan dalam karyanya. Baik karya sastra maupun karya tulisan lainnya.
“Papi itu orangnya serius jika menulis. Baik karya sastra ataupun karya untuk seminar,” sebut anak perempunan AA Navis, Gemala Ranti.
AA Navis tidak hanya penulis tapi pembaca dan pengamat. Jika pagi tertumpuk banyak koran sudah ada spidol ditangannya. Semua tulisan dibacanya, baik tentang tokoh, agama pendidikan apa saja.
“Pagi itu, kami disuruh kliping, bacanya tidak sekali tapi berulang. Papi untuk suatu karya apakah sastra apakah permintaan seminar selalu serius dan fokus,” kenangnya.
Menurutnya, untuk menjadi penulis itu membaca itu penting. Karena dengan membaca sambil memahami semua tulisan orang. Membaca itulah penting untuk bisa berkarya.
“Jika papi mengetik, kami bermain dengan tenang, tidak mengganggu. Saat itu kami masih 5 orang, ketika papi mengetik, kami main air dan pasir. Itu juga pesan mami. Supaya papi lebih produktif,” ujarnya lagi.

















