“Dari kekalahan itu saya yakin ada hubungan yang tak baik antara manajemen, pelatih, pemain dan sebagainya,” jelas Suhatman.
Ditambahkan Pak Haji, dirinya mengaku sudah mengundurkan diri saat Semen Padang FC dipastikan lolos ke Liga 1 lalu. Usai bermain lawan Malut United, ada laga tandang di final melawan PSBS Biak.
“Saya sempat diajak ke Biak, tapi tidak ikut. Ambo mengundurkan diri. itu sudah lolos ya dan suasana sudah tidak bagus, sudah banyak monopoli,” tuturnya.
“Karena lebih didengar suara tukang foto ketimbang pelatih. Tukang foto itu paling berbahaya di dalam tim, ambo acok berang k inyo tu. Masa dia pula yang mengajak orang masuk ke Semen Padang FC,” tegas Pak Haji.
“Workshop nyo kuasai, tiket nyo kuasai, sayangnyo kok manajemen picayo ka inyo. Patang tu masih lalok-lalok juo di lobi hotel, ambo ajak, kini lah inyo pulo nan maatur,” papar Pak Haji.
Dia pun berpesan, hal kecil yang terjadi bisa berdampak besar. “Bahaya bagi manajemen masuk ke ruang pemain, apalagi orang itu berkata dan berbuat yang tidak-tidak,” katanya.
H. Suhatman Imam sendiri adalah seorang legenda hidup bagi Semen Padang FC. Lahir pada 26 Februari 1956, dia adalah pemain terbaik di Indonesia pada era akhir 70-an.
Ia memulai karier sepak bolanya di PSP Padang sebelum direkrut oleh PSSI untuk memperkuat Tim Nasional Indonesia Senior dalam pertandingan Pra-Olimpiade di Jakarta pada tahun 1975. Pada kejuaraan Asia tahun 1977 di Bangkok ia bahkan dipercaya menyandang ban kapten.
Seperti pemain lainnya, ia-pun tak luput dari cedera, bahkan cedera yang dideritanya pada tahun 1978 itu sangat parah sehingga mengakhiri kariernya sebagai pemain sepak bola.
Pada tahun 2010 klub Semen Padang pun memintanya kembali berperan, kali ini untuk menjadi penasihat teknik bagi pelatih Nil Maizar yang juga adalah mantan muridnya. Selanjutnya iapun diangkat menjadi direktur teknik.
Setelah Nil Maizar direkrut PSSI menjadi pelatih timnas senior, Suhatman-pun menggantikannya menjadi pelatih kepala. Pada periode ini ia berhasil membawa Semen Padang menjadi juara LPI dan masuk final ke Piala Indonesia 2011/2012. (rdr)

















