Pada reaksinya, Iqbal kembali memberikan statemen menohok kepada Fadly Amran. “Kalau jadi pemimpin itu harus gentlemen. Jelas-jelas partainya Fadly Amran mendukung Epyardi Asda, tapi tidak berani mengungkapkan. Masa harus menunggu 27 November pula. Kami dengar Pak Syamsu Rahim diberi peringatan kedua karena mendukung Buya Mahyeldi. Harusnya terang-terangan, kepemimpinan dukung siapa,” kata Iqbal.
Iqbal menyebutkan, kepemimpinan dimulai dari ketulusan dan kejujuran. Masyarakat Kota Padang perlu tahu siapa Gubernur dan siapa Wali Kota. “Jangan disembunyikan. Pergi berjalan ke Pantai Arta, singgah sebentar beli papaya. Buya Mahyeldi Gubernur kita, Iqbal-Amasrul Wali Kotanya,” kata Iqbal yang memancing riuh pendukung yang hadir.
Fadly Amran kembali menjawab dengan suara yang lebih keras. “Ini bedanya. Tadi sudah disebutkan soal tema, tolong ikuti aturan pertanyaan. Hanya dalam koridor ini, kita tidak taat aturan. Jangan alihkan. Saya hadir sebagai calon wali kota, bukan calon partai,” sebut Fadly yang secara resmi tercatat di KPU diusung Partai NasDem, Golkar, PKB, PDIP, PPP dan Partai Ummat. (rdr)

















