Mahyeldi juga merencanakan pelibatan kelompok tani dalam proyek tersebut. Menurutnya, kolaborasi dengan kelompok tani akan memastikan operasional pabrik berjalan lancar sekaligus memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. “Melibatkan kelompok tani berarti membangun ekonomi dari akar rumput. Masyarakat tidak hanya menjadi pemasok, tetapi juga terlibat dalam proses produksi,” tuturnya.
Selain meningkatkan pendapatan petani, pabrik ini diharapkan membuka banyak lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat, terutama generasi muda. “Ini bukan hanya tentang sawit, tetapi juga tentang menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda kita,” katanya.
Mahyeldi menegaskan bahwa pengelolaan sumber daya lokal yang optimal menjadi prioritasnya dalam membangun Sumatera Barat ke depan. Dia yakin, potensi sektor perkebunan di Sumatera Barat, khususnya kelapa sawit, dapat dikelola lebih baik untuk mencapai kemandirian ekonomi. “Sumbar harus bisa mandiri dalam mengelola sumber dayanya,” tegasnya. (rdr)

















