Saat debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Epyardi-Ekos salah mengutip data dan fakta tentang keberadaan Sumbar dalam angka, termasuk daerah Solok yang dipimpin Epyardi sendiri.
Oleh: Labai Korok – Tim Mahyeldi-Vasko
Keadaan ini apakah karena Epyardi jarang membaca data atau bawahannya takut ngasih data yang akurat karena negatif, nanti dimarahi atau diserengehan, akhirnya data positif asal Bapak senang (ABS) aja yang dikasih see lai.
Secara pribadi Penulis malas memaparkan hal ini di publik, nanti opini yang berkembang bahwa yang membual, omon-omon atau paduto, baso awaknya melekat kepada Epyardi tersebut.
Namun selaku Penulis, orang yang selalu berpijak pada nilai intelektual akadimis maka Penulis mencoba menguraikan secara singkat dimana saja data dan fakta Epyardi ini salah, salah data saat debat calon Gubernur Sumbar yang ditonton jutaan mata baik nasional maupun daerah.
Dalam debat otewe klaim Ombudsman Terkait Pelayanan Publik Solok, disini Epyardi menyatakan bahwa Kabupaten Solok mendapat peringkat pertama secara nasional dalam hal pelayanan publik menurut data Ombudsman.
Namun, faktanya, berdasarkan data Ombudsman, Solok hanya menempati peringkat pertama di tingkat Sumatera Barat, bukan di skala Nasional.
Di tingkat nasional ternyata Mahyeldi, Pemprov Sumatera Barat sebagai provinsi berada pada posisi ke-6 untuk kategori pelayanan publik provinsi.
Akhirnya Ini menunjukkan bahwa klaim yang disampaikan tidak sepenuhnya tepat, dan perlu klarifikasi agar masyarakat memperoleh informasi yang akurat mengenai capaian Kabupaten Solok.
Epyardi meklaim Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Solok
Dalam debat, Epyardi menyatakan bahwa Kabupaten Solok berhasil menurunkan angka stunting dari 40% menjadi kurang dari 18% pada tahun 2023, dan klaim ini memang benar sesuai dengan data Dinas Kesehatan setempat.

















