“Program ini berada di bawah binaan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Pessel dan sudah berjalan sekitar dua bulan belakangan ini,” katanya.
PNC, katanya, hanya beraktivitas setiap Sabtu malam atau malam Minggu di Lapangan Bola Gadih Basanai, Kecamatan Sutera.
“Mereka (para pedagang) berasal dari empat kecamatan, yakni IV Jurai, Batang Kapas, Sutera dan Lengayang,” katanya.
Ateng mengungkap bahwa makanan yang dijual oleh pedagang beragam sehingga antara penjual tidak ada yang memiliki jenis makanan atau yang sama.
“Itu aturannya, sehingga masyarakat juga bisa bervariasi memilih makanan atau minuman yang mereka inginkan,” katanya.
Agar PNC bisa tetap beroperasi setiap pekannya, para pedagang kata Ateng membayar uang retribusi sebesar Rp50 ribu per lapak.
“Uang itu untuk membayar cicilan meja, kursi dan tenda yang kami pesan bersama-sama agar seragam, kemudian untuk uang kebersihan lapangan ini,” katanya.
Para pedagang yang berjualan, kata Ateng, bisa mendapatkan keuntungan antara 500 hingga Rp2 juta setiap pekannya. “Secara tidak langsubg, PNC sudah meningkatkan kesejahteraan atau taraf ekonomi para pelaku UMKM,” katanya.
Dirinya berharap kepada pasangan Mahyeldi-Vasko agar terus memperhatikan UMKM sebagai tiang penyangga ekonomi pelaku usaha.
“Saya juga sering mendengar bahwa Buya Mahyeldi dan Uda Vasko selalu menyampaikan komitmen terhadap UMKM. Saya yakin komitmen itu bisa terimplementasi dengan baik,” imbuhnya. (rdr)

















