“Yang kita waspadai itu ketika terjadi hujan lebat, maka tumpukan material di atas Gunung Marapi bisa berpotensi menimbulkan bencana lahar dingin,” ucap dia.
Untuk mengoptimalkan pemantauan pertumbuhan awan-awan konvektif, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau memasang alat sistem peringatan dini (EWS) yang berfungsi mengukur intensitas curah hujan.
“Jadi, kalau ada potensi hujan deras atau ekstrem di sekitar Gunung Marapi kita selalu sampaikan kepada masyarakat agar mereka waspada,” ujarnya.
Setelah kenaikan status aktivitas vulkanik Gunung Marapi dari level II (waspada) menjadi level III (siaga) Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat.
Rekomendasi tersebut di antaranya masyarakat yang bermukim di sekitar lembah, aliran dan bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi atau ancaman bahaya lahar hujan yang dapat terjadi terutama saat musim hujan. (rdr/ant)

















