Jalan yang saat ini masih berupa tanah akan diubah menjadi jalan beton, yang mampu menahan beban truk dengan kapasitas besar.
Tak hanya itu, pembangunan beberapa jembatan juga akan menjadi prioritas, sehingga jalan dari Air Bangis menuju Teluk Tapang diharapkan selesai pada 2025.
“Saya sudah bertemu dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Pak Luhut, untuk membahas akses ke Teluk Tapang. Jalan yang belum diaspal akan dibeton agar dapat menampung truk dengan muatan besar. Insyaallah, proyek ini akan kita mulai pada 2025,” jelasnya.
Mahyeldi optimistis, Teluk Tapang akan berperan penting sebagai pusat ekspor yang menghubungkan Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Diharapkan pengembangan tersebut dapat meningkatkan efisiensi logistik, terutama bagi PTPN IV yang bergerak di bidang pengolahan sawit.
Dengan jarak yang lebih dekat ke Teluk Tapang, pengangkutan sawit dari PTPN IV diharapkan menjadi lebih cepat dan hemat biaya.
“Jika selama ini pengiriman sawit ke Pelabuhan Belawan memakan waktu 10 hingga 12 jam, ke Teluk Tapang hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam. Ini jelas akan mengurangi biaya dan mempercepat proses distribusi,” ujar Mahyeldi.
Selain itu, Mahyeldi juga berharap Pasaman Barat akan berkembang sebagai titik pertumbuhan ekonomi baru di Sumatera Barat.
Pelabuhan Teluk Tapang memiliki potensi menjadi pelabuhan internasional yang dapat mendukung ekspor dan meningkatkan daya saing ekonomi Sumatera Barat, sejalan dengan pelabuhan besar lainnya seperti Teluk Bayur.
“Teluk Tapang akan kita jadikan pelabuhan internasional yang dapat memperkuat Teluk Bayur dan pelabuhan lainnya di Pantai Barat Sumatera Barat. Ini adalah visi pengembangan kita untuk menjadikan Sumatera Barat semakin maju dan kompetitif,” tutup Mahyeldi.
Dukungan warga Pasaman Barat untuk rencana Mahyeldi ini diharapkan dapat mendorong pembangunan yang lebih merata, khususnya di wilayah-wilayah yang selama ini masih kurang terjangkau oleh fasilitas infrastruktur yang memadai. (*)

















