Pemerintah daerah juga segera melakukan rapat gabungan untuk memastikan langkah atau mitigasi yang akan dilakukan, salah satunya terkait opsi pendirian tempat pengungsian bagi warga yang bermukim di dalam radius 4,5 km dari pusat erupsi.
“Jadi, kalau warga kita ungsikan tentu kebutuhan dasar mereka juga harus disiapkan,” ujar dia.
Terpisah, Kepala Badan Geologi, Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan rangkaian erupsi atau letusan secara tidak kontinyu masih berlanjut sampai saat ini sebagai akibat dinamika naik turunnya pasokan fluida dari kedalaman tubuh Gunung Marapi yang teramati, utamanya dari fluktuasi tinggi kolom abu erupsi maupun kegempaan.
Secara visual, selama beberapa waktu terakhir aktivitas Gunung Marapi cenderung meningkat. Aktivitas hembusan dan letusan semakin intensif dimana tinggi kolom abu erupsi teramati 2.000 meter di atas puncak pada 27 Oktober 2024, dan 1.500 meter di atas puncak pada 6 November 2024 pukul 05.44 WIB. (rdr/ant)





















