“Jadi yang akan mengikuti program ini hanya narapidana yang memperoleh PB atau CB, sebab lahan berada di luar lingkungan Lapas sehingga tidak semua warga binaan bisa ikut,” jelasnya.
Kames menilai program pertanian maupun perkebunan dirasa cocok bagi Lapas Suliki, mengingat potensi serta latar belakang para warga binaan yang banyak bertani atau berladang.
Lebih lanjut ia menjelaskan program penanaman yang melibatkan warga binaan sebagai tenaga utama itu juga akan didampingi oleh dinas terkait.
Kames berharap hasil panen itu nantinya dapat memenuhi kebutuhan internal di dalam Lapas Suliki, dan jika jumlah panen berlebih bisa dibagikan kepada masyarakat sekitar.
Menurutnya program ketahanan pangan ikut digalakkan oleh Lapas Suliki demi mewujudkan program 100 hari kerja Menteri Pemasyarakatan untuk ketahanan pangan nasional.
Hal itu merupakan pelaksanaan dari target Presiden RI Prabowo Subianto dalam tiga tahun mendatang untuk memperkuat swasembada pangan di seluruh Indonesia. (rdr/ant)

















