Dari data variasi kecepatan seismik dan koherensi menunjukkan terganggunya kondisi medium bawah permukaan (di dekat permukaan) tubuh Gunung Marapi akibat peningkatan tekanan pada tubuh gunung api. Berdasarkan evaluasi data pemantauan, secara umum aktivitas gunung itu mengalami peningkatan.
“Dengan demikian, aktivitas erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan akumulasi energi,” ujar dia.
Bahkan, kondisi itu bisa semakin intensif dengan jangkauan lontaran material letusan yang kian jauh apabila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman berlanjut mengalami peningkatan.
Menyikapi kenaikan status atau level tersebut PVMBG mengeluarkan sejumlah rekomendasi di antaranya masyarakat, pendaki atau pengunjung agar tidak memasuki dan berkegiatan di dalam wilayah radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi (Kawah Verbeek). (rdr/ant)

















