Secara umum aktivitas gunung api yang terletak di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam itu mengalami peningkatan. Oleh karena itu, aktivitas erupsi atau letusan dapat terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan akumulasi energi.
“Aktivitas erupsi dapat terjadi semakin intensif bila pasokan fluida (magma dan gas) dari kedalaman mengalami peningkatan,” ujar dia mengingatkan.
Jika terjadi letusan potensi bahaya dari lontaran material diperkirakan berada di sekitar puncak Gunung Marapi, atau di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat erupsi yakni Kawah Verbeek. Badan Geologi juga mengingatkan adanya potensi abu erupsi yang dapat mengganggu saluran pernapasan hingga aktivitas kebandarudaraan.
Tidak hanya itu, material erupsi yang selama ini terendapkan di bagian puncak maupun lereng gunung masih tetap berpotensi menjadi lahar dingin saat bercampur dengan air hujan. Potensi ancaman ini terutama dapat terjadi di aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi. (rdr/ant)

















