“Vaksin Comirnaty (nama lain Pfizer) yang kami gunakan, dirancang berdasarkan data klinis awal yang menunjukkan jumlah yang tepat untuk memberikan respons imun yang baik dan memberikan profil keamanan yang baik. Dan kami tahu bahwa vaksin dosis tinggi akan menciptakan lebih banyak efek samping,” papar Turner.
“Jadi jelas ini tidak direkomendasikan. Kami memang tidak memiliki bukti tentang efek samping apa yang akan didapatkan seseorang dengan jumlah vaksin ini. Tapi ini bukan hal yang aman untuk dilakukan, ini bisa membahayakan orang itu,” tambah dia.
Kasus ini terjadi pada Oktober 2021. Kepolisian setempat pun mengungkapkan, sang pelaku menggunakan identitas orang lain untuk mendapatkan vaksin COVID-19. (viva.co.id)

















