Sistem teknologi pengenal wajah juga akan diterapkan di Garuda ID untuk menghindari praktik calo yang masih terjadi.
“Tujuannya juga agar tidak ada lagi calo tiket. Ini menjadi langkah kita supaya menonton timnas Indonesia supaya semakin aman dan nyaman,” jelas Arya.
“Selama ini sistemnya pakai barcode untuk masuk tanpa ada kontrol apa pun. Nah ini kita bikin perubahan yang cukup mendasar. Bisa dibilang agak revolusioner. Karena apa? Maka sekarang pembelian tiket harus memakai Garuda ID di mana ada proses KTP, identitas, dan memakai pengenalan wajah,” lanjut dia.
Selain itu, sistem ini juga untuk pendataan penonton agar mudah dilacak jika nantinya ada yang melakukan pelanggaran-pelanggaran selama pertandingan.
“Jika ada penonton yang merokok, mengganggu penonton yang lain, bisa jadi catatan kita untuk pembelian tiket berikutnya. Ini kami lakukan demi keamanan. Kami minta maaf, tapi ini demi kenyamanan. Kalau ini berjalan lancar, ini bisa jadi yang pertama di Asia,” ucap Arya.
Karena ini sistem terobosan baru, dalam kesempatan yang sama, Arya juga meminta maaf jika dalam pelaksanaannya terjadi kendala.
“Ada yang bilang harus dibenahi dulu. Enggak bisa. Kita harus jalan terus. Ini juga ada hambatan, tapi OTP-nya ini karena kita pakai Google, saat ada yang masuk berbarengan, dianggap spam oleh sistem keamanan mereka. Sistem keamanan mereka memang begitu,” tambah dia.
Terdekat, para suporter dapat mencoba terobosan baru ini pada laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C melawan Jepang pada 15 November. (rdr/ant)

















