Kalaupun UAS ingin berkampanye, maka itu adalah hak beliau sebagai warga negara selama mengikuti aturan yang berlaku.
Kemudian, Fakhri menegaskan acara yang diselenggarakan al-Husam tidak memiliki tendensi politik, murni demi khidmah ilmu. Acara itu dilaksanakan di masjid, yang juga tidak memungkinkan diadakan kegiatan kampanye secara terbuka.
Menurut Fakhri, MUI Payakumbuh juga tidak melakukan tabayyun dengan panitia acara. Bahkan awalnya terkesan mengizinkan. Namun tiba-tiba beredar surat penolakan yang dikeluarkan hanya atas dasar dugaan.
“Dan ini yang kami sayangkan sebab surat yang sebenarnya bisa dikirim langsung kepada panitia namun malah dikirim ke publik,” ujar Fakhri.
Menurut Fakhri, lebih bijak MUI mengeluarkan surat yang berisi pesan kepada panitia. Tujuannya agar benar-benar mengawal kegiatan tabligh akbar dari kampanye, bukan malah menolak.
Sementara itu, dalam dialog yang digelar di Padang TV terkait polemik tersebut ada beberapa hal yang bisa disimpulkan. Seperti dari postingan Gusnik Adiputra di laman facebooknya.
Yakni, pertama, ulama luar dalam polemik yang dimaksud tersebut adalah UAS. Ternyata, ini berkaitan langsung dengan Pileg 2019 dan Pilkada tahun 2020 yang disebut langsung oleh Sekretaris MUI Payakumbuh.
Kemudian, agenda ini sudah disetting dari awal. Gusnik dalam tulisannya menyebut sudah membuktikan dengan adanya tokoh yang datang ke Pekanbaru.
“Malahan, sebelum tokoh yang dari Bukittinggi itu datang, tanggal 28 Mei 2024 ada salah satu Ketua MUI di Sumbar sudah langsung menyampaikan pesan kepada Ustadz Abdul Somad عبد الصمد untuk tidak ikut ke pilkada salah satu daerah di Sumbar,” tulisnya.
“Berkaitan dengan acara di Bukittinggi, pernah juga salah satu calon meminta UAS tidak ikut campur di Bukittinggi supaya bisa enak berkompetisi, saya saksinya,” tambahnya.
Di closing statement juga sudah sampaikan apa dan bagaimana langkah UAS ke Sumatera Barat. “Sampai mati berat kaki saya melangkahkan kaki ke Sumatera Barat”.
“Mohon maaf semua panitia dan semua masyarakat Sumbar. Termasuk KAN yang akan kasih gelar kepada UAS, “Datuak Gajah Tongga”. Orang yang pada masanya yg mengalahkan lancang kuning,” tutup tulisan tersebut. (rdr)

















