Dengan sistem pemantauan gempa yang semakin canggih, kata dia, diharapkan dapat meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Peringatan dini yang akurat akan memberikan waktu bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dan menyelamatkan diri.
Webinar yang diselenggarakan Indonesia Re juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam upaya mitigasi risiko gempa bumi.
Selain BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga berperan aktif dalam pemetaan risiko dan pengembangan strategi mitigasi. Sementara itu, Indonesia Re sebagai perusahaan reasuransi turut berkontribusi dalam mengelola risiko finansial akibat bencana alam.
“Kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi potensi risiko bencana megathrust,” ujar Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) Beatrix Santi Anugerah.
Pengembangan teknologi pemantauan gempa oleh BMKG merupakan langkah maju dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Dengan adanya sistem peringatan dini yang canggih, kata dia, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa bumi. Kolaborasi antara berbagai pihak juga menjadi kunci dalam mengurangi dampak negatif dari bencana alam ini. (rdr/ant)

















