Sel punca dan sel limfosit yang diberikan oleh donor dapat disimpan dalam jangka waktu tertentu sebelum nantinya digunakan saat dibutuhkan. Dalam penyimpanan sel donor sebelum digunakan untuk transplantasi ataupun terapi DLI, Rumah Sakit Kanker Dharmais bekerja sama dengan PT Cordlife Persada, sebuah bank penyimpanan sel punca yang berbasis di Jakarta.
Penyimpanan sel donor ini akan dilakukan secara kriogenik dan dijaga dalam suhu beku -196 derajat Celsius agar kondisi selnya tetap baik dan siap digunakan kapan saja. “Penyimpanan ini dapat dilakukan selama bertahun-tahun dan bermanfaat sebagai tabungan biologis bagi pasien, untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi kekambuhan. Pada prinsipnya Cordlife siap mendukung Rumah Sakit Kanker Dharmais dalam memberikan layanan ini untuk membantu pasien-pasien yang membutuhkan terapi seluler,” ujar medical advisor PT Cordlife Persada, dr. Meriana Virtin.
Leukemia atau kanker darah merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan sel darah yang abnormal di dalam sumsum tulang. Akibatnya ditemukan sel-sel darah, terutama sel darah putih, yang tidak normal di dalam aliran darah. Gejala yang paling sering dialami pasien antara lain mudah memar atau mengalami perdarahan, pucat, mudah lelah, rentan mengalami infeksi berulang, penurunan berat badan drastis, dan peningkatan jumlah sel darah putih yang signifikan.
Seperti dikutip dari Mayo Clinic, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena leukemia antara lain pengobatan kanker sebelumnya. Orang yang pernah menjalani beberapa jenis kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker lain memiliki peningkatan risiko mengembangkan jenis leukemia tertentu.
Selain itu, kelainan genetik juga tampaknya berperan dalam perkembangan leukemia, paparan bahan kimia tertentu seperti benzena yang ditemukan dalam bensin dan digunakan oleh industri kimia pun terkait dengan peningkatan risiko beberapa jenis leukemia. Faktor lainnya yakni kebiasaan merokok dan riwayat keluarga dengan leukemia. Namun, kebanyakan orang dengan faktor risiko yang diketahui tidak terkena leukemia dan banyak orang dengan leukemia tidak memiliki faktor risiko ini.
Pada dasarnya leukemia dapat terjadi pada usia berapa saja, namun angka kejadiannya terus meningkat seiring dengan pertambahan usia. Di Indonesia, berdasarkan data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, sebagai Pusat Kanker Nasional di Indonesia, pasien leukemia dewasa jumlahnya terus meningkat setiap tahun.
Sementara angka harapan hidup pasien-pasien ini masih belum terlalu tinggi, meskipun telah menerima terapi yang tersedia saat ini. Ditambah lagi, seringkali pasien datang terlambat yang akan semakin menurunkan peluang kesembuhan. (ant)

















