Sementara itu, Ketua Bawaslu Pariaman Riswan mengatakan jumlah pemilih Pemula di daerah itu sekitar 7.000 atau 10 persen dari daftar pemilih tetap yang ditetapkan KPU setempat yang mencapai 72.660 ribu.
“Pemilih pemula rentan di-eksplorasi oleh pasangan calon dengan cara yang tidak benar, seperti politik uang, SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), dan ujaran kebencian,” kata dia.
Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya menyosialisasikan terkait politik, Pilkada dan hal-hal yang mencederainya serta dampaknya sehingga kelompok pemilih tersebut tidak saja mengetahuinya namun juga menjadi pihak yang dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran dalam pesta demokrasi.
Ia menyampaikan dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut pelajar juga mendeklarasikan diri untuk menolak hal-hal yang merusak demokrasi. Mereka, lanjutnya juga dapat menyampaikan kepada teman sejawatnya. Pada kesempatan tersebut Bawaslu Pariaman juga mengundang sejumlah guru guna menyampaikan terkait bahaya politik uang.
“Selain kami mengunjungi sekolah untuk sosialisasi Pilkada, kami juga siap memenuhi undangan dari sekolah untuk menyosialisasikan terkait Pilkada,” ujar dia.
Ia menambahkan sosialisasi terhadap pelajar di Pariaman tersebut merupakan tindak lanjut dari sosialisasi yang telah dilakukan pihaknya terhadap kelompok pemilih dewasa dan tokoh masyarakat yang ada di daerah itu. (rdr/ant)

















