“Harga jengkol bahkan bisa melebihi daging. Kopi juga memiliki prospek besar, dengan permintaan yang terus meningkat. Kita bisa kemas kopi lokal menjadi ‘Kopi Minang’ dan promosikan secara nasional,” jelasnya.
Mahyeldi menyebutkan, selain dari sisi ekonomi, program ini memiliki manfaat lain. “Hutan yang kita tanam dapat diukur kadar karbonnya, dan karbon ini bisa dijual, sehingga menjadi penghasilan tambahan bagi petani,” jelasnya.
Dia juga menyoroti potensi produk olahan seperti tepung kulit manis dan gambir yang memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional. “Ini membuktikan bahwa hilirisasi produk pertanian kita sudah mulai berjalan,” tambahnya.
Harapannya, dengan pemanfaatan potensi lokal dan dukungan dari program pemerintah, kesejahteraan petani Sumbar akan terus meningkat di masa mendatang. (rdr/ant)

















