Beberapa bulan berikutnya, tim dapat merekam merekam ribuan getaran. Ini berasal dari kedalaman 20 hingga 50 kilometer di bawah laut, atau lebih jauh dari perkiraan sebelumnya.
Berdasarkan data dan citra yang dibuat, para peneliti dapat melihat gunung api terbentuk di dasar laut. Bahkan gunung itu masih terus bertumbuh. Tim terus melakukan pemantauan dan mengumpulkan data dari kelahirannya.
Mereka menemukan gunung api dimulai sebagai ruang magma besar di mantel yang berada di bawah kerak. Lalu pergerakan tektonik memecah batuan jadi memungkinkan magma naik dan membentuk sesuatu seperti tanggul. Inilah yang memunculkan getaran.
Para ilmuwan menjelaskan muntahan gunung berapi menjadi letusan bawah laut terbesar yang pernah tercatat selama ini. Magma yang keluar dan menuju ke dalam air bisa mendingin dan mengeras dan membuat ketinggian gunung akan terus bertambah. ‘Bayi’ Gunung berapi di bawah laut ini akan terus dipantau. Menurut tim peneliti, gunung api dapat meletus lagi atau gunung api di sekitarnya menjadi aktif sehingga bisa membahayakan ekosistem di bawah laut. (kumparan.com)

















