Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Kamis, 26 Mei 2022
  • HOME
  • News
    • FLASH
    • Kabar
    • Viral
  • Nasional
    • Pemerintahan
    • Regional
  • Olahraga
    • Arena
    • Bola
    • E-Sport
    • Sirkuit
  • Entertainment
    • Artis
    • Film
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Games
  • Lifestyle
    • Gaya Hidup
    • Inspiratif
    • Parenting
    • Seputar Kesehatan
    • Tips Sehat
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Relationship
    • UMKM
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Arosuka
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • HOME
  • News
    • FLASH
    • Kabar
    • Viral
  • Nasional
    • Pemerintahan
    • Regional
  • Olahraga
    • Arena
    • Bola
    • E-Sport
    • Sirkuit
  • Entertainment
    • Artis
    • Film
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Games
  • Lifestyle
    • Gaya Hidup
    • Inspiratif
    • Parenting
    • Seputar Kesehatan
    • Tips Sehat
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Relationship
    • UMKM
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Arosuka
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • News
  • Nasional
  • Sumbar
  • Bisnis
  • Olahraga
  • Ekonomi
  • Lifestyle
  • Pendidikan
  • Politik
  • Teknologi

Radar Sumbar » Sains

Ada Temuan Baru! Ini Dia Sejarah Kelam Danau Toba 75.000 Tahun Lalu

Redaksi Redaksi
Rabu, 23/6/2021 | 15:01 WIB
Ada Temuan Baru! Ini Dia Sejarah Kelam Danau Toba 75.000 Tahun Lalu

Danau Toba

ShareTweetSendShare

MISTERI, RADARSUMBAR.COM – Danau Toba tidak selamanya berupa badan air yang luas, dalam, indah dengan Pulau Samosir yang muncul di tengah. Dahulu kala, dia adalah gunung purba super (supervolcano). Apa yang kita saksikan hari ini hanyalah kaldera, yang tersisa dari erupsi besar yang terjadi sekitar 75.000 tahun lalu.

Tak diketahui ukuran persis Gunung Super Toba. Yang jelas, lubang peninggalannya menjelma menjadi Danau Toba yang panjangnya 100 kilometer, lebar 30 kilometer, dan kedalaman mencapai 505 meter. Saking besarnya bahkan bisa dilihat dari angkasa luar.

Baca Juga

Peneliti Temukan Jejak Fosil Hantu di Lautan, Bentuknya Mirip Plankton

Peneliti Temukan Jejak Fosil Hantu di Lautan, Bentuknya Mirip Plankton

Minggu, 22/5/2022 | 21:02 WIB
Klasemen Medali SEA Games 2021: Indonesia Bertahan di Lima Besar

SEA Games 2021: Rahmat Erwin Raih Emas, Posisi Indonesia di Tiga Besar Tak Berubah

Sabtu, 21/5/2022 | 16:01 WIB

Letusan Toba adalah peristiwa kolosal. Gunung itu memuntahkan sekitar 3.000 kilometer kubik batu dan abu vulkanik yang menyebar ke seluruh penjuru Bumi. Seperti dimuat situs NASA, aliran piroklastik atau awan yang merupakan campuran gas panas, serpihan batu, dan abu, mengubur wilayah sekitar 20.000 kilometer persegi di sekitar kaldera.

Di Pulau Samosir, tebal lapisan abu bahkan mencapai 600 meter. Abu Toba juga menyebar ke seluruh dunia. Di India misalnya, ketebalan abu diperkirakan sampai 6 meter. Abu dan gas vulkanik Gunung Toba yang menyembur dan meledak di atmosfer, menghalangi masuknya sinar matahari. Hanya sebagian, memang. Tapi efeknya mampu menurunkan suhu global hingga 3,5 derajat.

Scroll terus untuk lanjut membaca

Memicu musim dingin vulkanik yang berlangsung 6 hingga 10 tahun. Dunia kacau balau. Tanaman mati, kelaparan merajalela. Tak hanya menyebabkan kematian dalam jumlah besar, erupsi Toba juga diyakini memicu penyumbatan pertumbuhan populasi manusia. Populasi penduduk Bumi pun anjlok, diperkirakan hanya 10 ribu hingga 30 ribu orang yang mampu bertahan hidup.

Awalnya, para ahli belum menemukan bukti nyata dari anggapan tersebut, yang dikaitkan dengan variabel iklim seperti suhu dan curah hujan. Belakangan, studi teranyar yang dipublikasikan di jurnal Communications Earth & Environment telah menemukan benang merah antara erupsi Gunung Toba dan faktor penghambat pertumbuhan populasi manusia itu.

“Toba telah lama dianggap sebagai pemicu bottleneck, kata penulis hasil riset sekaligus ahli kimia atmosfer, Sergey Osipov dari Max Planck Institute for Chemistry seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa 22 Juni 2021.

Jadi, apa pemicunya? Tim peneliti menemukan, letusan Gunung Toba menipiskan lapisan ozon dalam jumlah luar biasa. Skalanya mencapai 20 hingga 50 persen dalam kurun waktu setahun setelah erupsi. Itu pemicu masalah.

Mirip Kondisi Setelah Perang Nuklir
Seperti dikutip dari situs natureworldnews.com, analisis emisi menunjukkan, erupsi Toba miskin sulfur atau belerang. Tapi sebaliknya, justru kaya halogen. Temuan itu memicu kontroversi. Ada yang berpendapat, karena itu emisi gas vulkanik Gunung Super Toba bersifat non-katastropik. Namun, kehadiran halogen dalam magma sebelum erupsi terjadi, juga jumlah belerang yang terkandung di dalamnya, memicu hal sebaliknya: malapetaka.

Tim peneliti dari Max Planck Institute for Chemistry, Jerman, menggarisbawahi, halogen vulkanik dalam emisi Toba memicu hilangnya ozon dalam jumlah besar. Padahal, fungsi ozon adalah menyerap paparan sinar ultraviolet (UV) dari Matahari ke permukaan Bumi. Penipisan ekstrem pada lapisan ozon memicu radiasi ultraviolet yang tak terkendali (ultraviolet stress).

Efeknya membahayakan kesehatan manusia dan secara negatif mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup. Kala itu, mereka yang hidup di wilayah tropis paling terdampak. “Efeknya bisa jadi serupa dengan kondisi setelah perang nuklir,” kata Osipov.

Meningkatnya radiasi berbahaya di permukaan Bumi, yang dipicu menipisnya lapisan ozon, telah diamati selama bertahun-tahun. Para ahli meyakini, radiasi UV ekstrem selama periode sekitar satu tahun bisa memicu konsekuensi serius terhadap lingkungan, ekologis. Juga berbahaya bagi kesehatan fisik dan sosial manusia.

Aerosol vulkanik yang disemburkan Toba memang menghalangi sinar matahari dan mendinginkan Bumi. Namun, efeknya juga memperlambat pembentukan ozon. Misalnya, hasil panen dan produk hasil laut anjlok drastis karena efek sterilisasi ultraviolet. Keluar rumah tanpa pelindung UV akan memicu kerusakan pada mata dan kulit terbakar dalam waktu kurang dari 15 menit.

“Seiring waktu, kanker kulit dan kerusakan DNA secara umum akan memicu penurunan populasi,” tambah Osipov.

Bukti dari Afrika
Bukti DNA dari Afrika tengah menunjukkan bahwa populasi manusia tiba-tiba menurun di sana sekitar 75 ribu tahun lalu. Untuk menghindari risiko bahaya, orang Afrika kala itu terpaksa meninggalkan wilayah mereka yang tak lagi layak huni. Mereka bergerak lebih jauh, ke utara dan selatan, di mana radiasinya tidak terlalu parah.

Namun, tak semua pergi. Hasil penelitian di Afrika Selatan yang diterbitkan di jurnal Nature pada Maret 2021 menyebut, manusia di sana tak hanya bertahan hidup di tengah bencana, mereka juga berkembang setelah melalui masa-masa sulit. Ekskavasi di dua titik di pantai di Afrika Selatan menemukan bukti aktivitas manusia sebelum dan sesudah Erupsi Toba.

Para ahli menemukan pecahan kecil kaca vulkanik di sedimen yang ada di kedua lokasi. Analisis kimia menemukan, temuan itu cocok dengan Gunung Toba, yang jauhnya 9.000 kilometer. Di tempat yang sama juga ditemukan bekas cangkang makanan dan serpihan alat dari batu.

“Setelah erupsi Toba, intensitas populasi meningkat di sana. Orang-orang berkumpul dalam kelompok yang lebih besar atau tinggal dalam waktu yang lebih lama,” kata Dr Marean, salah satu ilmuwan, seperti dikutip dari BBC. (*)

sumber: Liputan6
logo google newsIkuti Radar Sumbar di Google Berita
Keyword: Danau Tobamisterisains
ShareTweetSendShare

Berita Terpopuler

  • Video Mesumnya Beredar, Wali Nagari Paninjauan Didemo Warga

    Video Mesumnya Beredar, Wali Nagari Paninjauan Didemo Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebakaran Hanguskan 8 Unit Rumah Permanen di Padang, Api Awalnya Muncul dari Loteng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polresta Padang Tetapkan Effendy Tersangka Penyerobotan Tanah di Air Dingin

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Leting 1999-2000 NnZz & SpDt Polresta Padang Badoncek Bantu Leting yang Rumahnya Terbakar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Maling HP di Parkiran Toko, Tim Klewang Ciduk Tukang Ojek di Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pria di Pariaman Ditangkap Polisi Usai Tipu Agen BRILink untuk Modal Main Chip

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polisi Gagalkan Peredaran 41 Kilogram Sabu di Bukittinggi, Hukuman Mati Menanti Para Pelaku

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Berita Terbaru

Semen Padang Gelar Learn & Share Pengelolaan Arsip bersama ANRI

Ketua Tim Arsip Semen Padang: Manajemen Kearsipan harus Efektif dan Efisien

Rabu, 25/5/2022 | 23:30 WIB
Ini Daftar 29 Pemain Timnas Indonesia di FIFA Match Day Lawan Bangladesh

Ini Daftar 29 Pemain Timnas Indonesia di FIFA Match Day Lawan Bangladesh

Rabu, 25/5/2022 | 23:00 WIB
Pemerintah Perbolehkan Mudik dan Shalat Berjemaah di Masjid, Tapi Ada Syaratnya!

Presiden Ingin Pacu Pertumbuhan Ekonomi dengan Tidak Beli Produk Impor

Rabu, 25/5/2022 | 22:31 WIB
Telkomsel Hadirkan Platform tSurvey.id, Platform untuk Buka Peluang Riset Digital Inovatif

Telkomsel Hadirkan Platform tSurvey.id, Platform untuk Buka Peluang Riset Digital Inovatif

Rabu, 25/5/2022 | 22:00 WIB
Polri Paparkan Pengamanan dan Penanganan Bencana 91 Command Center Bali ke Deputi Sekjen PBB

Polri Paparkan Pengamanan dan Penanganan Bencana 91 Command Center Bali ke Deputi Sekjen PBB

Rabu, 25/5/2022 | 21:30 WIB
Video Mesumnya Beredar, Wali Nagari Paninjauan Didemo Warga

Wali Nagari Paninjauan yang Diduga Asusila Akhirnya Dipecat Pemkab Solok

Rabu, 25/5/2022 | 21:00 WIB
Webinar Arsip Semen Padang, Kepala ANRI: Mengelola Arsip Harus Punya Fundamen Moral

Webinar Arsip Semen Padang, Kepala ANRI: Mengelola Arsip Harus Punya Fundamen Moral

Rabu, 25/5/2022 | 20:31 WIB
Pemohon SIM di Polresta Padang Meningkat, Didominasi Para Pemudik

Pemohon SIM di Polresta Padang Meningkat, Didominasi Para Pemudik

Rabu, 25/5/2022 | 20:00 WIB
Pria di Pariaman Ditangkap Polisi Usai Tipu Agen BRILink untuk Modal Main Chip

Pria di Pariaman Ditangkap Polisi Usai Tipu Agen BRILink untuk Modal Main Chip

Rabu, 25/5/2022 | 19:31 WIB
PSSI Kembali Siapkan Satu Nama Lagi untuk Naturalisasi, Ini Orangnya

Pekan Depan, Shayne Pattynama Tiba di Jakarta Rampungkan Proses Naturalisasi

Rabu, 25/5/2022 | 19:00 WIB
Radar Sumbar

Radarsumbar.com

Portal RADARSUMBAR.COM berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap informasi, pertumbuhan ekonomi dan atau kemajuan IPTEK. Informasi disampaikan mengutamakan kecepatan, keberimbangan, dan akurasi.

Halaman

  • Home
  • Index
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Tentang

Berita Terbaru

Ketua Tim Arsip Semen Padang: Manajemen Kearsipan harus Efektif dan Efisien

Ini Daftar 29 Pemain Timnas Indonesia di FIFA Match Day Lawan Bangladesh

Presiden Ingin Pacu Pertumbuhan Ekonomi dengan Tidak Beli Produk Impor

Copyright © 2021 - 2022 Radar Sumbar.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • HOME
  • News
    • FLASH
    • Kabar
    • Viral
  • Nasional
    • Pemerintahan
    • Regional
  • Olahraga
    • Arena
    • Bola
    • E-Sport
    • Sirkuit
  • Entertainment
    • Artis
    • Film
  • Teknologi
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Games
  • Lifestyle
    • Gaya Hidup
    • Inspiratif
    • Parenting
    • Seputar Kesehatan
    • Tips Sehat
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Relationship
    • UMKM
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Arosuka
    • Solok Kota
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar

Copyright © 2021 - 2022 Radar Sumbar.