AROSUKA, RADARSUMBAR.COM – Wakil Bupati Solok, Candra, menyampaikan perkembangan terkini penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Solok kepada utusan Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, serta perwakilan Universitas Jambi. Pertemuan berlangsung di Posko Utama Pengendalian Bencana Kabupaten Solok, Koto Baru, Kecamatan Kubung, Senin (08/12/2025).
Wabup Candra hadir bersama Dandim 0309 Solok Letkol Sapta Raharja, Kapolres Solok Kota AKBP Mas’ud Ahmad, Kabag OPS Polres Solok Arosuka, Staf Ahli Bupati Deni Prihatni, serta sejumlah kepala OPD.
Dalam paparannya, Wabup Candra menggambarkan beratnya situasi di lapangan. Ia menyebut dirinya bersama Bupati Jon Firman Pandu dan para kepala OPD harus turun langsung ke titik-titik bencana untuk berkoordinasi.
“Terkadang kami berkoordinasi langsung di tengah sungai sambil mengawasi alat berat bekerja. Masyarakat yang trauma bisa melihat pemerintah ada bersama mereka,” ujar Candra.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Kalaksa BPBD Pelalawan Zul Fan, Kadis Damkar Pelalawan Indrawan Petra, perwakilan Polres Pelalawan Indrawan Putra, Kompol Martin dari Polda Sumbar, Wakil Rektor Universitas Jambi Dr. Revisi Asra, IOF Jambi, PMI Jambi, serta sejumlah media dan konten kreator.
Wabup Candra turut menyampaikan permohonan maaf dari Bupati Solok Jon Firman Pandu yang tidak dapat hadir karena tengah mengikuti rapat bersama anggota DPR RI Andre Rosiade serta jajaran Pemprov Sumbar terkait perbaikan infrastruktur air bersih yang rusak akibat bencana.
Delapan Kawasan Sempat Terisolasi
Lebih jauh, Candra menjelaskan bahwa bencana yang terjadi sejak 23 November 2025 menyebabkan delapan kawasan terisolasi akibat jalan dan jembatan putus. Nagari Saniang Bakar, Muaro Pingai, dan Paninggahan bahkan harus dievakuasi total karena akses darat sama sekali tidak dapat dilalui.
“Beberapa hari kami mengantarkan bantuan pakai speedboat karena semua akses terputus. BNPB bahkan harus menurunkan bantuan via helikopter,” jelasnya.
Meski kerusakan cukup parah dan ratusan rumah terdampak, Wabup bersyukur tidak ada korban jiwa maupun warga hilang.
Candra mengungkapkan bahwa kerusakan besar dipicu material batu dan kayu berukuran besar yang terbawa arus, hingga membelah aliran sungai menjadi dua sampai empat jalur baru.

















