PADANG, RADARSUMBAR.COM – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Indonesia, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengingatkan masyarakat Sumatera Barat untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Peringatan 16 tahun gempa besar 30 September 2009 disebutnya harus menjadi pelajaran penting agar masyarakat memiliki daya tahan terhadap bencana.
“Ada hal-hal serius yang harus kita antisipasi bersama, terutama berkaitan dengan bencana. Kita harus punya daya tahan terhadap bencana, termasuk menyiapkan infrastruktur yang berkelanjutan,” kata AHY dalam Konferensi Internasional Penanggulangan dan Mitigasi Bencana ke-3 (3rd ICDMM) di Kampus Universitas Andalas Padang, Selasa (30/9/2025).
AHY menegaskan, mitigasi bencana harus terus diperkuat. Indonesia memang telah memiliki peta risiko bencana, namun ia menilai pemetaan dan asesmen perlu ditingkatkan agar tidak ada korban yang jatuh.
“Indonesia sendiri berada di Ring of Fire, artinya di sejumlah daerah memang setiap saat menghadapi bahaya bencana alam apakah itu gempa bumi, letusan gunung, tsunami, maupun banjir dan kenaikan air laut akibat perubahan iklim. Karena itu, koordinasi dan kolaborasi pusat dan daerah sangat penting,” ujarnya.
Dia juga menekankan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan sebagai bagian dari strategi mitigasi agar masyarakat terbantu jika bencana terjadi.
“Pembangunan harus diarahkan pada infrastruktur yang ramah lingkungan, hijau, cerdas, dan memiliki daya tahan terhadap bencana alam,” katanya.
Sebagai catatan, pada 30 September 2009 lalu, Sumatera Barat diguncang gempa berkekuatan M7,9 yang berpusat 57 kilometer barat daya Pariaman.
Gempa tersebut menewaskan 1.195 orang, melukai ribuan lainnya, serta merusak ratusan ribu bangunan di Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, dan Kabupaten Pesisir Selatan.
Ribuan warga juga sempat melakukan eksodus ke daerah yang dianggap lebih aman dari potensi gempa dan tsunami. (rdr-fel)

















