JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan, pemerintah akan mengambil langkah-langkah strategis untuk menstabilkan harga beras, terutama di 214 kabupaten yang harganya telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Pemerintah bakal lebih aktif mengintervensi pasar untuk menekan kenaikan harga. Instrumen utamanya adalah penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan bantuan pangan beras 10 kilogram,” kata Tito di Jakarta, Rabu (3/9/2025).
Menurut Tito, kebijakan itu terbukti efektif dalam meredam gejolak harga di sejumlah daerah. Sebagai bukti, mendagri mencatat adanya peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami penurunan harga beras.
Sementara itu, analis politik Universitas Nusa Cendana, Kupang, Yohanes Jimmy Nami, mengatakan intervensi pasar itu adalah langkah taktis yang tepat untuk mencegah kerawanan pangan.
“Pangan sebagai kebutuhan primer masyarakat sudah seharusnya selalu dijaga ketersediaannya dan pemerintah punya kewajiban utama untuk menjamin itu,” kata Jimmy.
Ia mengatakan, intervensi pasar cukup efektif dalam jangka pendek, selama tidak ada ‘oknum yang bermain di air keruh’.
Meskipun intervensi pasar memberikan hasil positif, stabilitas harga beras dalam jangka panjang memerlukan strategi yang lebih komprehensif.

















