JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hariqo Wibawa Satria menyebut Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) merupakan langkah awal mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dan merdeka dari penyakit.
“Program CKG itu titik start menuju merdeka dari penyakit. Dari sini masyarakat akan muncul kesadaran untuk terus menjaga kesehatan,” kata Hariqo di Jakarta, Senin (11/8/2025).
Ia berharap setiap peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia juga menjadi momentum bertambahnya jumlah warga yang sehat.
Pemerintahan Presiden Prabowo, kata Hariqo, telah menyiapkan program kesehatan prioritas seperti CKG, program Stop TBC, revitalisasi RSUD, hingga tunjangan khusus bagi dokter spesialis di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Hariqo memaparkan, angka harapan hidup Indonesia saat ini berada di kisaran 73–74 tahun. Namun, beban penyakit masih menggerus produktivitas tenaga kerja dan menekan Produk Domestik Bruto (GDP).
Studi mencatat, kehilangan produktivitas akibat penyakit mengurangi sekitar 6,5 persen GDP pada 2015, dan diprediksi menjadi 7,2 persen pada 2030 jika tidak ditangani.
Kerugian ekonomi akibat rokok pada 2019 mencapai Rp184–410 triliun, biaya obesitas sekitar Rp368 triliun, serta kerugian penyakit tropis seperti leptospirosis lebih dari US$2,8 miliar per tahun.
“Investasi di bidang kesehatan bukan sekadar pengeluaran sosial, melainkan modal ekonomi strategis,” ujar Hariqo.
Program CKG, lanjutnya, juga menjadi sarana edukasi kesehatan agar masyarakat rutin memeriksa kondisi tubuh setidaknya setahun sekali.
Pemerintah menargetkan peningkatan pelayanan di 32 RSUD pada 2025 dan 36 RSUD pada 2026, serta memberikan tunjangan khusus bagi dokter di daerah terpencil.
Salah satu penerima manfaat CKG, Frederikus Jesly Maijai (21) asal Merauke, Papua Selatan, mengaku program ini membantunya memantau perkembangan penyakit TBC yang ia derita.
“Dengan Program CKG saya bisa bangkit lagi untuk mengejar cita-cita,” ujarnya. (rdr/pco)
