JAKARTA, RADARSUMBAR.COM – Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat, Mohammad Nuh, menyatakan bahwa pemetaan bakat siswa di Sekolah Rakyat dilakukan menggunakan teknologi Akal Imitasi (AI) guna mendukung pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan efektif.
“Setiap anak itu jenius. Tidak ada ciptaan Tuhan yang bodoh. Kita hanya perlu tahu di mana kekuatannya. Itulah dasar dari personalized learning yang kami terapkan,” ujar Nuh di Jakarta, Kamis (10/7).
Ia menjelaskan bahwa pendekatan ini menggunakan Model Delta, yakni metode yang memetakan kondisi awal siswa secara komprehensif—baik secara fisik, psikososial, maupun akademik—kemudian mengukur perkembangannya setiap semester.
“Solidaritas sosial juga dibangun, karena mereka semua berangkat dari titik yang sama: titik yang berat,” tambahnya.
Teknologi AI memungkinkan pemetaan bakat ribuan siswa dalam waktu singkat, hanya sekitar 5–10 menit per anak. Hasil pemetaan tersebut langsung diberikan kepada guru sebagai acuan dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi masing-masing siswa.

















