BUKITTINGGI, RADARSUMBAR.COM – Pemerintah Kota Bukittinggi memutuskan untuk menutup Stasiun Lambuang, pusat kuliner yang sempat digadang-gadang sebagai spot wisata kuliner terbesar di Sumatera Barat, setelah setahun beroperasi dan gagal menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Penutupan ini menyusul dihentikannya kontrak sewa lahan antara Pemko Bukittinggi dan PT Kereta Api Indonesia (KAI), selaku pemilik lahan.
“Pemko membayar Rp2,3 miliar per tahun untuk sewa lahan kepada PT KAI, tetapi pendapatan dari operasional tidak cukup untuk menutupi biaya operasional, apalagi menghasilkan PAD,” ujar Pj Sekda Bukittinggi Al Amin, Rabu (28/5).
Menurutnya, sejak diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada 2023, Stasiun Lambuang tidak mampu menarik minat pengunjung maupun pelaku usaha.
Tiga alasan utama penutupan, kata Al Amin, minimnya kunjungan masyarakat ke area kuliner tersebut, menurunnya semangat pedagang UMKM untuk berjualan,efisiensi anggaran menyikapi kondisi keuangan daerah.

















