JAKARTA, RADARSUMBAR.COM — Pernahkah Anda mengenal seseorang yang tampaknya selalu “bercerita lebih” atau bahkan menciptakan kisah dramatis yang sulit dipercaya?
Bisa jadi orang tersebut mengalami mythomania, yaitu kondisi di mana seseorang terbiasa berbohong secara kompulsif dan sulit dikendalikan, bahkan tanpa motif yang jelas.
Berbeda dengan kebohongan biasa yang umumnya dilakukan untuk menghindari masalah atau menutupi kesalahan, mythomania muncul sebagai dorongan yang tidak bisa ditekan.
Orang dengan kondisi ini bahkan bisa terlihat sangat percaya dengan kebohongan yang mereka ciptakan sendiri.
Menurut laman pafioku.org, mythomania atau pembohong patologis bukan tergolong penyakit jiwa, namun lebih kepada pola perilaku yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan tertentu.
Penderitanya sering kali menceritakan hal-hal berlebihan, mengaku sebagai korban dalam situasi kompleks, atau menjadi sosok penolong dalam cerita yang sepenuhnya fiktif.
Mereka kerap kali tidak menunjukkan rasa takut akan ketahuan. Bahkan, dalam banyak kasus, mereka mempercayai kebohongan mereka sendiri seolah itu adalah kenyataan.
Penelitian terkait mythomania memang masih terbatas, namun sejumlah ahli percaya kondisi ini berkaitan dengan gangguan kepribadian, seperti:
- Antisocial Personality Disorder: cenderung berbohong untuk memanipulasi dan mencari keuntungan pribadi.
- Borderline Personality Disorder (BPD): berbohong untuk menghindari penolakan atau pengabaian.
- Narcissistic Personality Disorder: berbohong demi membentuk citra diri yang lebih baik dan mendapatkan pujian.
Dalam beberapa kasus, mythomania juga berkembang akibat trauma masa kecil, seperti pelecehan atau pengabaian, yang kemudian berkembang menjadi coping mechanism.
Tanda-Tanda Mythomania
Mendeteksi mythomania bukan perkara mudah, tetapi ada sejumlah ciri yang bisa diperhatikan, antara lain:

















