PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menjelaskan bahwa letusan Gunung Marapi di Provinsi Sumatera Barat tidak bersifat kontinu, akibat pasokan magma atau fluida yang terjadi dalam tubuh gunung tersebut.
“Erupsi-erupsi Gunung Marapi diperkirakan terjadi karena buka-tutup ventilasi konduit di bagian dasar Kawah Verbeek,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Padang, Kamis.
Sebagai contoh, erupsi Gunung Marapi pada Kamis pagi pukul 07.12 WIB teramati dengan terekam di seismograf yang menunjukkan amplitudo maksimum sebesar 30,4 milimeter dan durasi 1 menit 9 detik. Kolom abu dan asap teramati hingga 1.500 meter di atas puncak gunung.
Sebelum erupsi tersebut terjadi, data pengamatan menunjukkan adanya pasokan fluida atau magma dari kedalaman, yang terlihat dari terekamnya empat kali gempa vulkanik dalam pada 27 Maret 2025 dan 15 kali gempa vulkanik dangkal pada 1 April 2025.

















