PADANG, RADARSUMBAR.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama puncak musim hujan di bulan Maret ini, yang bertepatan dengan ibadah puasa umat Muslim.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, menjelaskan bahwa Provinsi Sumatera Barat termasuk dalam tipe iklim ekuatorial, yang artinya wilayah ini mengalami dua kali puncak musim hujan setiap tahunnya, yaitu pada bulan Maret dan November. Salah satu dampak dari puncak musim hujan ini adalah terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, seperti yang terjadi di Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, yang dilanda banjir dan tanah longsor pada Kamis (27/2).
“Selama beberapa hari terakhir, intensitas curah hujan di beberapa kabupaten di Sumatera Barat sudah tergolong ekstrem, seperti yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota dan Dharmasraya, dengan curah hujan lebih dari 100 milimeter,” ujar Deddy di Padang, Selasa.
Selain itu, secara dinamika atmosfer, Provinsi Sumatera Barat memiliki karakter yang sangat dinamis, dengan adanya fenomena belokan atau konvergensi angin yang dapat menciptakan awan konvektif. Awan ini berpotensi menyebabkan pertumbuhan awan cumulonimbus, yang dapat menghasilkan hujan lebat, angin puting beliung, petir, hingga hujan es.

















